1. Makan Teman : 2 sendok iri hati, di
tuang dalam wajan pengkhianatan, ditumis dengan perebutan kepentingan yang
sudah di buang lapisan kepercayaannya.
2. Makan – Tidur : Ambil kemalasan (harus yang besar, dan jangan ada rasa malu), bungkus dengan selapis doyan ngorok, tidak boleh ada kerja sedikitpun, tekan bagian atasnya, dan iris tipis setebal perut buncit. Tunggu sebentar, ganyem.
3. Makan Gaji Buta : Ambil sejumput kemalasan, secangkir bolos kerja, kocok sampai pulang cepat, jangan ambil kerjaannya, dan tidak perlu dipertanggungjawabkan.
4. Makan Angin : Dinas luar dengan bos dari pagi sampai jam 5 sore, lengkap dengan suguhan sendirian, arogansi, chauvinsime, sambil memborong semua percakapan.
5. Makan Impian/Khayalan : Keingingan yang besar di campur sebutir imajinasi, digoreng dengan fatamorgana.
6. Makan Bogem Mentah : Muka merah yang dibalut rasa perih. Terbikin dari sesiung kepalan, ditumbuk dengan dua iris pukulan, di sarangkan telak secukupnya.
7. Makan (uang) Suap : Seraut muka (yang tebal) di rendam dalam perasaan kerakusan, dihidangkan panas dengan ditaburi komisi parut. Kadangkala di nikmati bersamaan dengan birokrasi yang kental.
2. Makan – Tidur : Ambil kemalasan (harus yang besar, dan jangan ada rasa malu), bungkus dengan selapis doyan ngorok, tidak boleh ada kerja sedikitpun, tekan bagian atasnya, dan iris tipis setebal perut buncit. Tunggu sebentar, ganyem.
3. Makan Gaji Buta : Ambil sejumput kemalasan, secangkir bolos kerja, kocok sampai pulang cepat, jangan ambil kerjaannya, dan tidak perlu dipertanggungjawabkan.
4. Makan Angin : Dinas luar dengan bos dari pagi sampai jam 5 sore, lengkap dengan suguhan sendirian, arogansi, chauvinsime, sambil memborong semua percakapan.
5. Makan Impian/Khayalan : Keingingan yang besar di campur sebutir imajinasi, digoreng dengan fatamorgana.
6. Makan Bogem Mentah : Muka merah yang dibalut rasa perih. Terbikin dari sesiung kepalan, ditumbuk dengan dua iris pukulan, di sarangkan telak secukupnya.
7. Makan (uang) Suap : Seraut muka (yang tebal) di rendam dalam perasaan kerakusan, dihidangkan panas dengan ditaburi komisi parut. Kadangkala di nikmati bersamaan dengan birokrasi yang kental.
0 komentar:
Posting Komentar